CONTOH SOAL HARGA POKOK PRODUKSI
Perusahaan
mebel “ANTIK” mempunyai 2 departemen produksi A dan departemen produksi B. Pada
bulan Januari 2009 mendapat pesanan sebagai berikut:
-
Dari UNY 200 buah kursi kuliah @ Rp60.000,00.
-
Dari UGM 50 buah meja kerja @ Rp70.000,00.
Catatan:
Pesanan
tersebut diberi kode masing-masing K-1 dan M-3.
Pesanan
K-1 dan M-3 dapat diselesaikan, namun baru K-1 yang diserahkan.
Transaksi
yang terjadi untuk memenuhi pesanan K-1 dan M-3 adalah sebagai berikut:
1 Pemakaian bahan:
Pesanan
|
Dept.
A
|
Dept.
B
|
Jumlah
|
K-1
|
Rp4.000.000,00
|
Rp1.000.000,00
|
Rp5.000.000,00
|
M-3
|
Rp1.500.000,00
|
Rp250.000,00
|
Rp1.750.000,00
|
Rp5.500.000,00
|
Rp1.250.000,00
|
Rp6.750.000,00
|
2 Biaya tenaga kerja langsung:
Pesanan
|
Dept. A
|
Dept. B
|
Jumlah
|
K-1
|
Rp1.600.000,00
|
Rp800.000,00
|
Rp2.400.000,00
|
M-3
|
Rp500.000,00
|
Rp200.000,00
|
Rp700.000,00
|
Rp2.100.000,00
|
Rp1.000.000,00
|
Rp3.100.000,00
|
3 Biaya overhead pabrik:
Departemen
|
BOP-Dibebankan
|
BOP-Sesungguhnya
|
A
|
50%
biaya bahan baku
|
Rp2.700.000,00
|
B
|
80%
biaya tenaga kerja langsung
|
Rp950.000,00
|
Dari
data tersebut diminta untuk membuat jurnal-jurnal yang diperlukan dan job
order cost sheet masing-masing pesanan.
Jawaban :
Jurnal-jurnal yang diperlukan.
1 Mencatat pemakaian bahan:
BDP-bahan baku dept. A Rp5.500.000 -
BDP-bahan baku dept. A Rp1.250.000 -
Persediaan
bahan baku - Rp6.750.000
2 Mencatat pembebanan gaji dan upah ke masing-masing pesanan:
BDP-TKL dept. A Rp2.100.000
-
BDP-TKL dept. B Rp1.000.000
-
Biaya
gaji dan upah - Rp3.100.000
3 Mencatat biaya overhead yang dibebankan:
BDP-overhead pabrik dept. A Rp2.750.000* -
BDP-overhead pabrik dept. B Rp
800.000** -
BOP-Dibebankan
dept. A - Rp2.750.000
BOP-Dibebankan
dept. A - Rp 800.000
* 50%
x (Rp4.000.000+Rp1.500.000)
** 80% x
(Rp800.000+Rp200.000)
4 Mencatat biaya overhead pabrik sesungguhnya:
BOP-sesungguhnya dept. A Rp2.700.000 -
BOP-sesungguhnya dept. B Rp 950.000
-
Macam-macam
kredit - Rp3.650.000
5 Mencatat pemindahan barang selesai dari departemen A ke departemen B:
BDP-HPP dept. A dept. B Rp10.350.000 -
BDP-bahan
baku dept. A - Rp5.500.000
BOP-tenaga
kerja dept. A - Rp2.100.000
BOP-overhead
pabrik dept. A - Rp2.750.000
6 Mencatat pemindahan dari departemen B ke produk jadi dan program BDP:
Persediaan produk jadi Rp10.040.000
-
Persediaan BDP Rp 3.360.000 -
BDP-HPP
dept. A dept.B - Rp10.350.000
BDP-BB
dept.B - Rp 1.250.000
BDP-TK
dept.B - Rp 1.000.000
BDP-OP
dept.B - Rp 800.000
7 Kartu pesanan
Jurnal-jurnal yang diperlukan.
Mencatat penyerahan pesanan:
1 Piutang
dagang/Kas Rp12.000.000 -
Penjualan - Rp12.000.000
2 HPP Rp10.040.000 -
Persediaan
produk jadi - Rp10.040.000
Catatan:
Hal yang sama dapat
dibuat untuk job order cost sheet atas pesanan dari UGM
A. Sisa bahan
timbul karena:
1.
Produksi
dijalankan secara efisien.
2.
Produksi
dijalankan secara tidak efisien.
(Sisa bahan ada yang laku dijual, ada yang tidak
laku dijual)
B, Produk rusak
timbul karena:
1.
Sulitnya
proses pengerjaan.
2.
Sifat normal
proses produksi.
3.
Kurangnya
pengawasan produksi.
(Produk rusak ada yang laku dijual, ada yang tidak
laku dijual)
C, Produk cacat
timbul karena:
1.
Sulitnya
proses pengerjaan.
2.
Sifat normal
proses produksi.
3.
Kurangnya
pengawasan produksi.
(Produk cacat ada yang laku dijual, ada yang tidak
laku dijual)
LATIHAN
SOAL TEORI
1.
Jelaskan pengertian Akuntansi
Biaya!
2.
Jelaskan tujuan Akuntansi
Biaya!
3.
Jelaskan penggolongan biaya!
JAWABAN
SOAL TEORI 1
1. Akuntansi
biaya merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian
biaya-biaya pembuatan dan penjualan produk atau penyerahan jasa dengan
cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadap hasilnya.
2. Tujuan
akuntansi biaya adalah menyediakan informasi biaya untuk kepentingan manajemen
guna membantu mereka didalam mengelola perusahaan atau bagiannya. Agar
akuntansi biaya dapat mencapai tujuan tersebut, biaya yang dikeluarkan oleh
atau yang terjadi di dalam perusahaan harus dicatat dan digolongkan sedemikian
rupa sehingga memungkinkan:
a.
Untuk penentuan harga pokok produk
secara teliti;
b.
Pengendalian biaya; dan
c.
Analisis biaya.
3. Penggolongan
biaya:
- Penggolongan biaya atas dasar obyek pengeluaran.
- Penggolongan biaya atas dasar fungsi-fungsi pokok dalam perusahaan (functional cost classification).
- Penggolongan biaya atas dasar hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.
- Penggolongan biaya sesuai dengan tingkahlakunya terhadap perubahan volume kegiatan.
- Penggolongan biaya atas dasar waktu.
LATIHAN SOAL PRAKTEK
Perusahaan meubel NINA menggunakan metoda harga
pokok pesanan, memiliki transaksi sebagai berikut:
Awal bulan Februari 2009 menerima pesanan meja dari Muadz seharga
Rp12.000.000 dan almari
dari Ali seharga Rp10.000.000. masing-masing memberi uang muka sebesar
50% dari harga produk. Membeli
bahan baku kayu seharga Rp8.000.000.
Persediaan bahan baku
awal perioda Rp3.000.000, persediaan akhir Rp1.000.000.
Pemakaian untuk meja 60% dan untuk almari 40%.
Membeli bahan pelolong plitur, paku, amplas seharga Rp1.000.000. Biaya tenaga kerja langsung
untuk meja Rp2.400.000 dan almari Rp2.000.000. BOP yang dibebankan
untuk meja 50% dan almari 60% dari BTKL. BOP sesungguhnya: biaya penyusutan
alat Rp200.000, BTKTL Rp600.000. Akhir bulan pesanan meja dan almari sudah jadi
dan sudah diambil pemesan.
Hitunglah harga pokok meja dan almari yang
dibebankan dan laba yang diinginkan serta buatlah jurnal yang diperlukan!
JAWABAN SOAL PRAKTEK
Pemakaian
biaya bahan baku = persd awal + pembelian – persd akhir
= Rp 3.000.000 + Rp
8.000.000 – Rp
1.000.000
= Rp
10.000.000
Harga pokok meja:
Bahan baku kayu 60% x Rp10.000.000 = Rp 6.000.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung = Rp 2.400.000
BOP 50% X Rp2.400.000 = Rp 1.200.000
Harga Pokok Penjualan Rp 9.600.000
Laba = Rp 12.000.000 – Rp 9.600.000 = Rp 2.400.000
Harga pokok almari:
Bahan baku kayu 40% x Rp10.000.000 = Rp
4.000.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung = Rp 2.000.000
BOP 60% X Rp2.000.000 = Rp 1.200.000
Harga Pokok Penjualan …………………. = Rp 7.200.000
Laba = Rp 10.000.000 – Rp 7.200.000 = Rp 2.800.000
Jurnal-jurnal yang
diperlukan.
1 Jurnal penerimaan uang muka:
Kas Rp10.000.000
-
Utang Dagang -
Rp10.000.000
2 Jurnal pembelian bahan baku dan bahan penolong:
Persd.
Bahan Baku dan Bahan Penolong Rp9.000.000
-
Utang dagang - Rp9.000.000
3 Jurnal pemakaian bahan baku:
BDP-Biaya
Bahan Baku Rp10.000.000
-
Persediaan Bahan Baku - Rp10.000.000
4 Jurnal pemakaian biaya tenaga kerja langsung:
BDP-Biaya
Tenaga Kerja Langsung Rp4.400.000
-
Biaya Gaji dan Upah - Rp4.400.000
5 Jurnal BOP yang dibebankan:
BDP-BOP Rp2.400.000
-
BOP yang Dibebankan - Rp2.400.000
6 Jurnal BOP sesungguhnya:
BOP-Sesungguhnya Rp1.300.000
-
Biaya Penyusutan - Rp200.000
Biaya Bahan Penolong - Rp300.000
Biaya Listrik - Rp200.000
Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
- Rp600.000
7 Jurnal penutupan BOP:
BOP-Dibebankan Rp2.400.000
-
Selisih BOP - Rp 900.000
BOP-Sesungguhnya - Rp1.300.000
8 Jurnal persediaan produk jadi:
Persediaan
Produk Jadi Rp16.800.000
-
BDP-BBB - Rp10.000.000
BDP-BTKL - Rp 4.400.000
BDP-BOP - Rp 2.400.000
9 Jurnal pembentukan harga pokok penjualan:
Harga Pokok
Penjualan Rp9.600.000
-
Persediaan Produk Jadi - Rp9.600.000
10 Jurnal penjualan:
Penjualan Rp12.000.000
-
Selisih Laba - Rp2.400.000
Harga Pokok Penjualan - Rp9.600.000
11 Jurnal pelunasan harga/pengambilan meja:
Kas Rp6.000.000
-
Utang
Dagang Rp6.000.000
-
Penjualan - Rp12.000.000
SOAL TEORI
1. Secara garis besar, metoda pengumpulan biaya produksi dapat dibagi menjadi dua:
- Metoda produksi massa, metoda produksi pesanan
- Metoda biaya historis dan metoda biaya standar
- Metoda harga pokok pesanan dan metoda harga pokok proses
- Metoda garis lurus dan metoda sum-of-the-year digit
- Metoda produksi massa dan metoda produksi harian
2. Metoda harga
pokok pesanan tidak cocok digunakan dalam perusahaan berikut ini :
- percetakan
- perusahaan mori
- perusahaan karoseri mobil
- kontraktor bangunan
- perusahaan kapal
3. Berikut ini
adalah karakteristik metoda harga pokok pesanan, kecuali:
- Harga pokok tiap-tiap pesanan dihitung setiap akhir bulan
- Tiap produk dapat dipisahkan identitasnya secara jelas dan perlu dilakukan penentuan harga pokoknya secara individu
- Biaya produksi harus dipisahkan ke dalam biaya langsung dan biaya tak langsung dalam hubungannya dengan produk
- Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dibebankan kepada kepada produk berdasarkan biaya sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka
- Metoda harga pesanan cocok digunakan dalam perusahaan yang produksinya dilakukan tergantung dari pesanan
4.
Kartu Harga
pokok (job cost sheet) merupakan:
- buku jurnal
- buku besar
- rekening control
- buku pembantu
- neraca saldo
5.
Berikut ini
yang tidak dapat digunakan dalam metoda harga pokok pesanan adalah:
- biaya standar
- rata-rata tarif upah dan biaya bahan baku
- direct costing
- alokasi biaya overhead pabrik atas dasar jam kerja langsung yang digunakan untuk menyelesaikan pesanan
- indirect costing
6.
Untuk mencatat
reparasi dan pemeliharaan di dalam suatu perusahaan percetakan, rekening
control yang di debit adalah rekening:
- Barang dalam proses
- Biaya overhead pabrik
- Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya
- Biaya overhead pabrik yang dibebankan
- Biaya operasional
7.
Perbedaan
antara produk rusak dan produk cacat adalah:
- Produk rusak dapat diperbaiki, produk cacat tidak dapat diperbaiki
- Produk rusak dapat di jual, produk cacat tidak dapat dijual
- Produk cacat dapat di jual, produk rusak tidak dapat dijual
- Terjadinya produk cacat bersifat normal, terjadinya produk cacat karena kesalahan
- Produk cacat dapat diperbaiki produk rusak tidak dapat diperbaiki
8.
Untuk mencatat
penggunaan bahan penolong di dalam metode harga pokok pesanan, jurnal yang
dibuat adalah:
- Barang dalam proses
Persediaan
barang penolong
- Barang dalam proses-BOP
Persediaan
bahan penolong
c. Biaya bahan penolong
Persediaan bahan penolong
d. BOP sesungguhnya
Persediaan bahan penolong
e. Biaya overhead yang dibebankan
Persediaan bahan penolong
9.
Di dalam
metode harga pokok pesanan, pajak penghasilan atas gaji dan upah karyawan
pabrik yang ditangguang oleh perusahaan sebaiknya diperhitungkan sebagai
elemen:
- Biaya tenaga kerja langsung
- Biaya umum
- Biaya administrasi
- Biaya tenaga kerja tidak langsung
- Biaya overhead pabrik
10.
Biaya tambahan
untuk memperbaiki produk cacat akan dibebankan ke pesanan tertentu apabila:
- sudah biasa terjadi
- mencari praktisnya
- pemesan mau menanggung
- pemesan tidak mau menanggung
- karena pesanan tersebut spesifik (berbeda dengan biasa)
Soal Praktek
1 PT X
menggunakan metode harga pokok pesanan untuk mengumpulkan biaya produksinya.
Biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar jam kerja langsung.
Diperkirakan biaya overhead pabrik 2009 adalah Rp 50.000,00 pada kapasitas
20.000 jam tenaga kerja langsung. Biaya bahan baku yang dipakai untuk pesanan
461 adalah sebesar Rp 4.000,00 dan biaya tenaga kerja langsung sebesar 1.500
jam dengan tarif Rp 5,00 per jam. Pada akhir tahun 2009, ternyata perusahaan
telah beroperasi sebanyak Rp 24.000 jam tenaga kerja langsung dengan overhead
pabrik sesungguhnya Rp 54.000,00. Jika pesanan 461 berisi 100 unit produk,
biaya produk per unit pesanan tersebut adalah:
- Rp142,50
- Rp125,00
- Rp130,50
- Rp135,50
- Rp152,50
2 PT 86
menggunakan system biaya standar. Informasi mengenai tenaga kerja langsung
adalah sebagai berikut:
Jam tenaga kerja langsung sesungguhnya 20.000 jam
Jam tenaga kerja langsung menurut standar 21.000 jam
Selisih tarif upah (rugi) Rp 3.000,00
Biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya Rp
126.000,00
Selisih efisiensi upah PT 86 adalah :
- Rp6.000,00 (laba)
- Rp6.150,00 (laba)
- Rp6.300,00 (laba)
- Rp6.450,00 (laba)
- Rp6.500,00 (laba)
SEKIAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar