Makalah ini membahas tentang
Akuntansi Biaya Standar
Akuntansi biaya standar dibagi menjadi dua;
Akuntansi biaya standar dibagi menjadi dua;
- Metode tunggal (single plan)
- Metode ganda (partial plan)
Perbedaan keduanya terletak pada waktu penyajian informasi mengenai terjadinya penyimpangan antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya kepada manajemen.
METODE GANDA (PARTIAL PLAN)
Karakteristiknya;
- Rekening BDP didebit dengan biaya sesungguhnya dan dikredit dengan biaya standar. Persediaan BB dicatat sebesar biaya sesungguhnya, sedangkan persediaan produk jadi dicatat sebesar harga pokok standar.
- Selisih biaya dihitung pada akhir periode akuntansi.
- Selisih biaya merupakan jumlah total perbedaan antara biaya standar dan biaya sesungguhnya.
Aliran Biaya Standar;
1.Pencatatan BBB
BDP – BBB xxx
Persediaan BB xxx
2.Pencatatan BTKL
BDP – BTKL xxx
Gaji dan Upah xxx
3. Pencatatan BOP – Metode 1
BOP Sesungguhnya xxx
Berbagai rekening dikredit xxx
BDP – BOP xxx
BOP Sesungguhnya xxx
Pencatatan BOP – Metode 2
BOP Sesungguhnya xxx
Berbagai rekening dikredit xxx
BDP – BOP xxx
BOP yang dibebankan xxx
BOP yang dibebankan xxx
BOP Sesungguhnya xxx
4.Pencatatan HP produk jadi
Persediaan produk jadi xxx
BDP – BBB xxx
BDP – BTK xxx
BDP – BOP xxx
5.Pencatatan HP produk dalam proses
Persediaan produk dalam proses xxx
BDP – BBB xxx
BDP – BTK xxx
BDP – BOP xxx
6.Pencatatan HP produk yang dijual
Harga pokok penjualan xxx
Persediaan produk jadi xxx
7.Pencatatan selisih biaya
Selisih BB
Selisih harga BB xxx
selisih kuantitas BB xxx
BDP – BBB xxx
Selisih BTKL
Selisih Efisiensi upah xxx
Selisih Tarif upah xxx
BDP – BTK xxx
Selisih BOP
Menyesuaikan metode yang dipakai.
METODE TUNGGAL (SINGLE PLAN)
1.Pencatatan Biaya Bahan Baku –Selisih Harga BB dicatat pada saat BB dibeli
Persediaan BB xxx
Utang dagang xxx
Selisih harga pembelian BB XXX
BDP – BBB xxx
Selisih pemakaian BB xxx
Persediaan BB xxx
2.Pencatatan Biaya Bahan Baku –Selisih Harga BB dicatat pada saat BB dipakai
Persediaan BB xxx
Utang dagang xxx
BDP – BBB xxx
Selisih kuantitas BB xxx
Persediaan BB xxx
Selisih harga BB dipakai xxx
3.Pencatatan Biaya Bahan Baku –Selisih Harga BB dicatat pada saat BB dibeli dan dipakai
Persediaan BB xxx
Utang Dagang xxx
Selisih Harga Pembelian BB xxx
BDP – BBB xxx
Selisih Pemakaian BB xxx
Persediaan BB xxx
Selisih Harga Pembelian BB xxx
Selisih Harga BB yang Dibeli xxx
4.Pencatatan Biaya Tenaga Kerja Langsung
Gaji dan Upah xxx
Utang gaji dan upah xxx
BDP – BTK xxx
Selisih efisiensi upah xxx
Gaji dan upah xxx
Selisih tarif upah xxx
5.Pencatatan Biaya Overhead Pabrik – Metode 2 Selisih
BDP – BOP xxx
BOP yang dibebankan xxx
BOP Sesungguhnya xxx
Berbagai rekening yang dikredit xxx
BOP yang dibebankan xxx
BOP Sesungguhnya xxx
Selisih Terkendalikan xxx
Selisih Volume xxx
BOP Sesungguhnya xxx
6.Selisih
BDP BOP
Selisih efisiensi
BOP yang dibebankan
BOP sesungguhnya
Berbagai rekening dikredit
BOP yang dibebankan
BOP sesungguhnya
Selisih pengeluaran
Selisih kapasitas
BOP Sesungguhnya
7.Produk jadi dan BDP Akhir
Persediaan Produk jadi
BDP BBB
BDP BTK
BDP BOP
Persediaan BDP
BDP BBB
BDP BTK
BDP BOP
8.HPP dan Penjualan
Harga pokok penjualan
Persediaan produk jadi
Kas/Piutang
Penjualan
SISTEM
BIAYA STANDAR
I.
Pengertian
Biaya
Standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang
seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau membiayai kegiatan
tertentu, dibawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi dan faktor-faktor lain
tertentu.
II. Prosedur Penentuan Biaya Standar
Biaya
Bahan Baku Standar, terdiri atas :
1. Masukan fisik yang
diperlukan untuk memproduksi sejumlah keluaran fisik tertentu, atau lebih
dikenal dengan nama kuantitas standar.
2. Harga satuan masukan fisik tersebut, atau
disebut pula harga standar.
Kuantitas
Standar Bahan Baku dapat ditentukan dengan menggunakan :
1. Penyelidikan teknis.
2. Analisis catatan masa lalu dalam bentuk :
a) Menghitung
rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk atau pekerjaan yang sama dalam
periode tertentu dimasa lalu.
b) Menghitung
rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan yang paling baik dan
yang paling buruk dimasa lalu.
c) Menghitung
rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan yang paling baik.
Harga
yang dipakai sebagai harga standar dapat berupa
:
1. Harga yang
diperkirakan akan berlaku di masa yang akan datang, biasanya untuk jangka waktu
1 tahun.
2. Harga yang berlaku
pada saat penyusunan standar.
3. Harga yang
diperkirakan akan merupakan harga normal dalam jangka panjang.
III. Biaya
Tenaga Kerja Standar
Jam
Tenaga Kerja Standar dapat ditentukan dengan cara :
1. Mnghitung
rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu pekerjaan dari Kartu Harga
Pokok (Cost Sheet) periode yang lalu.
2. Membuat test-run
operasi produksi dibawah keadaan normal yang diharapkan.
3. Mengadakan
penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja karyawan dibawah keadaan nyata
yang diharapkan.
4. Mengadakan taksiran yang wajar, yang didasarkan pada
pengalaman dan pengetahuan operasi produksi dan produk
IV. Biaya Overhead Pabrik Standar
Tarif
Overhead Standar dihitung dengan membagi jumlah biaya overhead yang dianggarkan
pada kapasitas normal dengan kapasitas normal.
Untuk pengendalian BOP dalam sistem biaya standar, perlu dibuat anggaran
fleksibel, yaitu anggaran biaya untuk beberapa kisaran (range) kapasitas. Tarif BOP standar menggabungkan biaya tetap
dan variabel dalam satu tarif yang didasarkan pada tingkat kegiatan
tertentu. Sebagai akibatnya dalam tarif
ini semua BOP diperlakukan sebagai biaya variabel. Di lain pihak anggaran fleksibel memisahkan
faktor-faktor biaya tetap dan variabel, dan memperlakukan BOP tetap sebagai
biaya yang jumlahnya tetap dalam volume tertentu.
V. Analisis
Penyimpangan Biaya Sesungguhnya Dari Biaya Standar
Penyimpangan
biaya sesungguhnya dari biaya standar disebut dengan selisih (variance). Selisih biaya sesungguhnya dengan biaya
standar dianalisis, dan dari analisi ini diselidiki penyebab terjadinya selisih
yang merugikan.
VI.
Analisis Selisih Biaya Produksi Langsung
Ada
3 model analisis selisih biaya produksi langsung :
1. Model Satu Selisih (The One-Way Model)
Dalam
model ini, selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar tidak dipecah
kedalam selisih harga dan selisih kuantitas, tetapi hanya ada satu macam
selisih yang merupakan gabungan antara selisih harga dengan selisih kuantitas.
Hasil
perhitungan selisih diberi tanda L (selisih Laba) dan R (selisih Rugi). Analisis selisih dalam model ini dapat
digambarkan dengan rumus berikut ini :
St
= ( HSt x KSt ) – ( HS x KS )
|
Diketahui :
St =
Total Selisih
Hst =
Harga Standar
Kst =
Kuantitas Standar
HS =
Harga Sesungguhnya
KS =
Kuantitas Sesungguhnya
2. Model Dua Selisih (The Two-Way Model)
Selisih
antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar dipecah menjadi 2 macam selisih,
yaitu selisih harga dan selisih kuantitas atau efisiensi.
Rumus
perhitungan selisih dapat dinyatakan sebagai berikut :
Perhitungan
Selisih Harga Perhitungan Selisih Kuantitas
SK
= ( KSt – KS ) x HSt
|
SH = ( HSt – HS ) x KS
Diketahui :
SH =
Selisih Harga SK =
Selisih Kuantitas
Hst =
Harga Standar Kst =
Kuantitas Standar
HS =
Harga Sesungguhnya KS =
Kuantitas Sesungguhnya
2. Model Tiga Selisih (The Two-Way Model)
Selisih
antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya dipecah menjadi 3 macam selisih
berikut ini : Selisih Harga, Selisih Kuantitas, Selisih Harga / Kuantitas.
Hubungan
harga dan kuantitas sesungguhnya dapat terjadi dengan kemungkinan berikut ini :
a) Harga dan
Kuantitas Standar masing-masing lebih tinggi atau lebih rendah dari harga dan
kuantitas sesungguhnya.
Rumus perhitungan
selisih harga dan kuantitas dalam kondisi Harga Standar dan Kuantitas Standar
masing-masing ” Lebih Rendah ” dari Harga
Sesungguhnya dan Kuantitas Sesungguhnya, dinyatakan dalam persamaan berikut ini
:
SH
= ( HSt – HS ) x KSt
|
SK
= ( KSt – KS ) x HSt
|
Perhitungan
Selisih Harga Perhitungan
Selisih Kuantitas
SHK
= ( HSt – HS ) x ( KSt – KS )
|
Perhitungan
Selisih Gabungan
yang merupakan Selisih Harga /
Kuantitas
Rumus perhitungan
selisih harga dan kuantitas dalam kondisi Harga Standar dan Kuantitas Standar
masing-masing ” Lebih Tinggi ” dari Harga
Sesungguhnya dan Kuantitas Sesungguhnya, dinyatakan dalam persamaan berikut ini
:
SH
= ( HSt – HS ) x KS
|
SK
= ( KSt – KS ) x HS
|
Perhitungan
Selisih Harga Perhitungan
Selisih Kuantitas
SHK
= ( HSt – HS ) x ( KSt – KS )
|
Perhitungan
Selisih Gabungan
yang merupakan Selisih Harga /
Kuantitas
b) Harga Standar “ Lebih Rendah “ dari Harga
Sesungguhnya, namun sebaliknya Kuantitas Standar ” Lebih Tinggi “ dari Kuantitas Sesungguhnya.
Selisih
gabungan yang merupakan selisih harga / kuantitas tidak akan terjadi. Dengan
demikian perhitungan selisih harga dan kuantitas dalam kondisi seperti ini
dengan model 3 selisih dilakukan dengan rumus sebagai berikut :
SH
= ( HSt – HS ) x KS
|
SK
= ( KSt – KS ) x HSt
|
Perhitungan
Selisih Harga Perhitungan
Selisih Kuantitas
Selisih Harga /
Kuantitas sama dengan nol
c) Harga Standar “ Lebih Tinggi “ dari Harga
Sesungguhnya, namun sebaliknya Kuantitas Standar ” Lebih Rendah “ dari Kuantitas Sesungguhnya.
Selisih
gabungan tidak akan terjadi. Perhitungan selisih dengan model 3 selisih
dilakukan dengan rumus sebagai berikut :
SH
= ( HSt – HS ) x KSt
|
SK
= ( KSt – KS ) x HS
|
Perhitungan
Selisih Harga Perhitungan
Selisih Kuantitas
Selisih Harga /
Kuantitas sama dengan nol
CONTOH SOAL
PT. CAHAYA MENTARI pada tahun 1996 memproduksi produk
jadi sebanyak 120.000 unit. Bahan baku yang dibeli dari pemasok sebanyak
750.000 kg, sedangkan yang digunakan dalam proses produksi sebanyak 700.000 kg.
Dalam
menghasilkan produk, ditetapkan standar kuantitas bahan baku sebanyak 6 kg /
unit dengan standar harga Rp. 2.150,- / kg, lalu ditentukan pula standar
efisiensi tenaga kerja langsung 3 jam / unit dengan standar tarif upah Rp.
2.400,- / jam . Namun kenyataan yang terjadi, harga bahan baku sesungguhnya
hanya Rp. 2.100,- / kg dengan jumlah jam tenaga kerja sesungguhnya selama
365.000 jam dengan tarif Rp. 2.500, / jam.
Diminta Carilah
:
1. Selisih harga bahan baku.
2. Selisih kuantitas bahan baku.
3. Selisih efisiensi tenaga kerja langsung.
4. Selisih Tarif tenaga kerja langsung
5. Jurnal untuk
mencatat gaji dan upah yang harus dibayar serta pengalokasian selisih gaji dan
upah dengan mengabaikan pajak atas gaji dan upah
PENYELESAIAN :
1. Selisih Harga Bahan Baku :
Selisih Harga = (
Harga Ssg – Harga Std ) x Kuantitas Ssg
= (
Rp. 2.100 – Rp. 2.150 )
x 750.000
=
Rp. 37.500.000,- ( Laba )
2. Selisih Kuantitas Bahan Baku :
Selisih Kuantitas = [ Kuantitas Ssg –
Kuantitas Std yang ditetapkan ] x Harga Std
= [ 700.000
– ( 6 x 120.000 ) ]
x Rp. 2.150
= Rp. 43.000.000 ( Laba )
3. Selisih Efisiensi Jam Tenaga Kerja Langsung :
Selisih Jam Kerja = [ Jam kerja Ssg – Jam
kerja Std yang ditetapkan ] x Tarif upah Std
= [ 365.000
– ( 3 x 120.000 ) ]
x Rp. 2.400
= Rp. 12.000.000,- ( Rugi )
4. Selisih Tarif
Upah Tenaga Kerja Langsung :
Selisih Tarif Upah = [ Tarif upah Ssg – Tarif
upah Std ] x Jam kerja Ssg
= [ Rp. 2.500 – Rp. 2.400 ] x
365.000
= Rp. 36.500.000,- ( Rugi )
5. Jurnal untuk mencatat gaji dan upah yang
harus dibayar :
Gaji dan upah ( 2.500 x 365.000) Rp.
912.500.000,- —
Berbagai perkiraan
hutang — Rp.
912.500.000,-
Jurnal untuk mengalokasikan gaji dan upah
serta selisih-selisihnya :
Barang dalam proses ( 360.000 x
2.400 ) Rp. 864.000.000,- —
Selisih efisiensi TK langsung Rp. 12.000.000,- —
Selisih tarif TL langsung Rp. 36.500.000,- —
Gaji dan upah — Rp.
912.500.000,-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar