Metode akuntansi FIFO
dan LIFO merupakan sarana pengelolaan persediaan dan masalah keuangan
perusahaan yang berkaitan dengan persediaan barang yang dihasilkan, bahan baku,
suku cadang, komponen atau saham feed.
FIFO merupakan singkatan
dari Firstin first out atau dalam bahasa Indonesia, Pertama
masuk pertama keluar yang berarti bahwa persediaan yang pertama kali masuk
itulah yang pertama kali dicatat sebagai barang yang dijual.
Metode FIFO menganggap
bahwa harga pokok dari barang-barang yang pertama kali dibeli akan merupakan
barang yang dijual pertama kali. Dalam metode ini persediaan akhir dinilai
dengan harga pokok pembelian yang paling akhir.
Metode ini juga
mengasumsikan bahwa barang yang terjual karena pesanan adalah barang yang
mereka beli. Oleh karenanya, barang-barang yang dibeli pertama kali adalah
barang-barang pertama yang dijual dan barang-barang sisa di tangan (persediaan
akhir) diasumsikan untuk biaya akhir. Karenanya, untuk penentuan pendapatan, biaya-biaya
sebelumnya dicocokkan dengan pendapatan dan biaya-biaya yang baru digunakan
untuk penilaian laporan neraca.
Metode ini konsisten dengan arus biaya aktual, sejak pemilik barang dagang mencoba untuk menjual persediaan lama pertama kali. FIFO merupakan metode yang paling luas digunakan dalam penilaian persediaan.
Metode FIFO seringkali
tidak nampak secara langsung pada aliran fisik dari barang tersebut karena
pengambilan barang dari gudang lebih didasarkan pada pengaturan barangnya.
Dengan demikian meode FIFO lebih nampak pada perhitungan harga pokok barang.
Dalam metode FIFO, biaya yang digunakan untuk membeli barang pertama kali akan
dikenali sebagai Cost of Goods Sold (COGS). Untuk perhitungan harga maka
digunakan harga dari stok barang dari transaksi yang terdahulu.
LIFO merupakan singkatan
dari Last in first out atau dalam bahasa Indonesia, Terakhir
masuk pertama keluar yang berarti bahwa persediaan yang terakhir masuk
adalah barang yang pertama kali dicatat sebagai barang yang dijual. Sejak tahun 1970-an,
perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat memilih untuk menggunakan sistem
LIFO untuk mengurangi pajak pada saat terjadiinflasi
Metode LIFO membebankan
biaya dari pembelian terakhir dan memberikan biaya yang paling dtua di akun
persediaan. Ada beberapa cara untuk menerapkan metode LIFO. Karena setiap
variasi menghasilkan, angka yang berbeda untuk biaya bahan baku yang
dikeluarkan, biaya persediaan akhir, dan laba, maka penting untuk mengikuti
prosedur yang dipilih secara konsisten.
*Kelebihan :
Mudah menandingakan kos
sekarang dengan pendapatan sekarang
Jika harga naik, harga
barang konservatif
laba operasi tidak
tercemar oleh untung/rugi fluktuasi harga
Jika harga berfluktuasi
, dapat meratakan laba tahunan.
*Kelemahan :
bertentangan dengan aliran
fisik sesungguhnya
Tidak menunjukkan
potensi jasa yang sesungguhnya /kos yang sudah usang.
*Perbandingan Metode-metode Persediaan
- FIFO
1. Menghasilkan harga pokok penjualan yang rendah
2. Menghasilkan laba kotor yang tinggi
3. Menghasilkan persediaan akhir yang tinggi
Selama periode inflasi atau kenaikan harga, penggunaan FIFO akan mengakibatkan hal ini, tapi dalam kondisi ekonomi turun, terjadi kebalikannya.
1. Menghasilkan harga pokok penjualan yang rendah
2. Menghasilkan laba kotor yang tinggi
3. Menghasilkan persediaan akhir yang tinggi
Selama periode inflasi atau kenaikan harga, penggunaan FIFO akan mengakibatkan hal ini, tapi dalam kondisi ekonomi turun, terjadi kebalikannya.
- LIFO
1. menghasilkan harga pokok penjualan yang tinggi
2. Menghasilkan laba kotor yang rendah
3. Menghasilkan persediaan akhir yang rendah
1. menghasilkan harga pokok penjualan yang tinggi
2. Menghasilkan laba kotor yang rendah
3. Menghasilkan persediaan akhir yang rendah
- Biaya rata-rata
Memperoleh hasil antara FIFO dan LIFO untuk ketiga konsep yang telah diuraikan.
Memperoleh hasil antara FIFO dan LIFO untuk ketiga konsep yang telah diuraikan.
RUMUS Harga Pokok
Penjualan :
PERSEDIAAN AWAL +
PEMBELIAN BERSIH - (PERSEDIAAN AKHIR)
SUMBER
Wikipedia.com
Google.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar