BAB I
Secara umum akuntansi mencakup kegiatan pendapatan dimulai dari transaksi dicatat untuk pertama kali dalam jurnal hingga menjadi laporan keuangan. Sehingga dapat dikatakan bahwa akuntansi sangatlah penting dalam kegiatan sehari-hari terutama bagi operasi perusahaan dalam satu periode. Di dalam akuntansi kita telah mengenal proses penyusunan laporan keuangan yang mana terdapat nama-nama akun dan nomor-nomor akun yang sesuai dengan ketentuan perusahaan. Proses akuntansi diantaranya mulai dengan bukti transaksi, jurnal (jurnal umum dan jurnal khusus), posting buku besar, neraca saldo, jurnal penyesuaian, neraca lajur, laporan keuangan (laporan laba rugi, neraca, laporan perubahan ekuitas), jurnal penutup, neraca saldo setelah pentupan, dan jurnal balik. Dari tahapan diatas laporan keuangan neraca terdiri dari aktiva lancar, aktiva tetap, kewajiban dan modal. Dan yang akan dibahas kali ini adalah aktiva tetap, yaitu berbagai jenis aktiva dapat digunakan lebih dari satu periode untuk operasi perusahaan. Aktiva tetap terdiri dari aktiva tetap berwujud dan tidak berwujud. Oleh karena itu perlunya untuk mengetahui serta memahami secara rinci tentang aktiva tetap baik aktiva tetap berwujud maupun tidak berwujud. Dengan cara demikian kita mampu mengaplikasikan apa saja yang terdapat di dalam aktiva tetap sebuah perusahaan.
Apa pengertian aktiva ?
Apa arti penting dari aktiva tetap ?
Apa saja sifat-sifat dari aktiva tetap ?
Bagaimana penggolongan dan klasifikasi dari aktiva tetap ?
Apa perbedaan antara aktiva tetap berwujud dan tidak berwujud ?
Mengetahui pengertian dari aktiva sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.
Mengetahui arti penting dari aktiva tetap.
Mengetahui sifat-sifat dari aktiva tetap.
Mengetahui penggolongan dan klasifikasi pada aktiva tetap.
Mengetahui secara umum aktiva berwujud dan tidak berwujud.
BAB II
PEMBAHASAN
Aktiva ialah kekayaan perusahaan yang berwujud dan tidak berwujud, serta pengeluaran yang belum dialokasikan atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang.
Pengertian
aktiva menurut beberapa orang ahli sebagai berikut :
1. Menurut Dra. Lanita Winata, Akuntan
(1994, hal 55) menjelaskan :
“Aktiva ialah Sejumlah kekayaan atau sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh suatu perusahaan berupa uang, barang dan hak yang timbul dari transaksi-transaksi yang terjadi di masa lampau dan dapat memberikan manfaat di masa yang akan datang”.
“Aktiva ialah Sejumlah kekayaan atau sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh suatu perusahaan berupa uang, barang dan hak yang timbul dari transaksi-transaksi yang terjadi di masa lampau dan dapat memberikan manfaat di masa yang akan datang”.
2. Menurut Standar Akuntansi Keuangan, dalam kerangka
dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan (2002, hal 13, paragraf 49)
menjelaskan : “Aktiva ialah Sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai
akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan akan diperoleh oleh perusahaan”.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa, Aktiva ialah Kekayaan atau sumber-sumber daya yang dimiliki dan dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari transaksi-transaksi yang terjadi di masa lampau dan diharapkan akan memberi manfaat di masa depan.
Aktiva Lancar ialah aktiva yang berupa kas dan mempunyai jangka waktu yang pendek.
Yang termasuk dalam aktiva lancar ialah :
1.
Kas, uang
tunai untuk membiayai operasional perusahaan.
2.
Investasi
jangka pendek, investasi yang sifatnya sementara hanya untuk memanfaatkan uang
yang belum dibutuhkan dalam operasi.
3.
Piutang
wesel, tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan dalam perjanjian
yang diatur dalam undang-undang.
4.
Piutang
dagang, tagihan kepada pihak lain sebagai akibat penjualan barang dagangan
secara kredit.
5.
Persediaan,
baik persediaan barang mentah, barang dalam proses maupun barang jadi.
6.
Piutang
penghasilan, penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan tetapi belum
diterima pembayarannya.
7.
Persekot/uang
muka/biaya dibayar di muka, pengeluaran untuk memperoleh jasa atau prestasi
dari pihak lain. Pengeluaran itu belum menjadi biaya periode sekarang melainkan
pada periode berikutnya.
Aktiva tidak lancar ialah aktiva yang tidak berupa kas dan mempunyai jangka waktu yang panjang. Yang termasuk aktiva tidak lancar ialah:
1. Investasi jangka panjang, investasi
ini dilakukan jika perusahaan mempunyai kekayaan lebih dari yang dibutuhkan.
2.
Aktiva
tetap, kekayaan yang dimiliki perusahaan yang secara fisik tampak dan berperan
dalam operasi perusahaan secara permanen, selain itu juga mempunyai umur
ekonomis lebih dari satu periode dalam kegiatan perusahaan.
3.
Aktiva tetap
tidak berwujud, kekayaan perusahaan yang secara fisik tidak tampak tetapi
merupakan suatu hak yang mempunyai nilai dan dimiliki oleh perusahaan untuk
digunakan dalam kegiatan perusahaan.
4.
Beban yang
ditangguhkan, transaksi yang menunjukkan adanya pengeluaran atau biaya yang
mempunyai manfaat jangka panjang.
5. Aktiva lain-lain, item ini
menunjukkan kekayaan atau aktiva perusahaan yang tidak dapat atau belum dapat
dimasukkan dalam klasifikas-klasifikasi yang telah diuraikan sebelumnya.
Aktiva tetap ialah aktiva tetap berwujud yang mempunyai nilai guna ekonomis jangka panjang, dimiliki perusahaan untuk menjalankan operasi guna menunjang perusahaan dalam mencapai tujuan dan dimiliki perusahaan tidak untuk dijual kembali agar diperoleh laba atas penjualan tersebut.
Pengertian
aktiva tetap berwujud dikemukakan oleh beberapa orang ahli sebagai berikut :
1. Menurut Zaki Baridwan (1992, hal
271) menjelaskan : “Aktiva tetap berwujud yang sifatnya relatif permanen
(menunjukkan sifat bahwa aktiva yang bersangkutan dapat digunakan dalam jangka
waktu yang relatif cukup lama) yang digunakan dalam kegiatan perusahaan”.
2. Menurut Standar Akuntansi Keuangan
(2002, Nomor 16.2 Paragraf 05) “Aktiva tetap adalah aktiva tetap berwujud yang
digunakan dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu yang
digunakan dalam operasi perusahaan. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka
kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”.
Dari
definisi diatas dapat disimpulkan sifat-sifat tetap berwujud digunakan dalam
operasional perusahaan, tidak untuk diperdagangkan, umur ekonomi lebih dari
satu tahun yang sifatnya relatif tetap atau permanen dan berwujud fisik artinya
dapat dilihat dan dirasakan dengan pancaindera.
C. SIFATAKTIVA TETAP
C. SIFATAKTIVA TETAP
Meskipun semua aktiva memiliki beberapa ciri dasar yang umum, aktiva tetap memiliki ciri-ciri tambahan sebagai berikut :
1. Aktiva tetap merupakan barang-barang
fisik yang dimiliki untuk memperlancar/ mempermudah produksi barang-barang lain atau untuk
menyediakan jasa-jasa bagi perusahaan atau para pelanggannya dalam kegiatan
normal perusahaan
2. Semua aktiva tetap memiliki usia
terbatas, pada akhir usianya harus dibuang atau diganti.
3. Nilai aktiva tetap berasal dari
kemampuannya untuk mengesampingkan pihak lain dalam mendapatkan hak - hak yang
sah atas penggunanya dan bukan dari pemaksaan dari suatu kontrak.
4. Aktiva tetap seluruhnya nonmoneter :
manfaatnya diterima dari penggunaan atau penjualan jasa-jasa dan bukan dari
pengubahannya menjadi sejumlah uang tertentu.
5. Pada umumnya jasa yang diterima dari
ativa tetap meliputi suatu periode yang lebih panjang dari satu tahun atau satu
siklus operasi perusahaan. Akan tetapi terdapat pengecualian. Misalnya suatu bangunan
atau peralatan tidak klasifikasikan kembali sebagai aktiva lancar bilamana sisa
manfaatnya kurang dari satu tahun. Dalam beberapa kasus seperti halnya,beberapa
unsur memiliki usia asli yang lebih pendek dari pada satu siklus operasi
perusahaan
D.1.1 PENGERTIAN AKTIVA TETAP BERWUJUD
Adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Istilah relatif permanen menunjukan sifat dimana aktiva yang bersangkutan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama.
Akitiva tetap berwujud yang dimiliki oleh suatu perusahaan dapat mempunyai macam-macam bentuk seperti tanah, bangunan, mesin-mesin dapat alat-alat, kendaraan, mebel dan lain-lain. Dari macam-macam aktiva tetap berwujud di atas untuk tujuan akutansi dilakukan pengelompokan sebagai berikut :
1.
Aktiva tetap
yang umurnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak perusahaan, pertanian dan
peternakan.
2.
Aktiva tetap
yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya bisa diganti dengan
aktiva yang sejenis.
3.
Aktiva tetap
yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak dapat
diganti dengan aktiva yang sejenis.
Klasifikasi Aktiva Tetap Berdasarkan Jenis Aktiva tetap biasanya digolongkan menjadi empat kelompok, yaitu :
1.
Tanah,
seperti tanah yang digunakan sebagai tempat berdirinya gedung-gedung
perusahaan.
2.
Perbaikan
tanah, seperti jalan-jalan diseputar lokasi perusahaan yang dibangun oleh
perusahaan, tempat parkir, dan pagar.
3.
Gedung,
seperti kantor, toko, pabrik, dan gudang.
4.
Peralatan,
seperti peralatan kantor, peralatan pabrik, mesin-mesin, kendaraan, dan mebel.
Sudut Substansi Aktiva tetap dapat dibagi:
·
Tangible
Assets atau Aktiva berwujud seperti Lahan, Mesin, Gedung dan Peralatan.
·
Intangible
Assets atau Aktiva yang tidak berwujud seperti HGU, HGB, Goodwill, Patents,
Copyright, Hak Cipta, Franchise, dan lain-lain
Sudut Disusutkan Atau Tidak Disusutkan
·
Depreciated
Plant asset yaitu aktiva tetap yang disusutkan seperti Building (Bangunan),
Equipment (Peralatan), Machinary (Mesin), Inventaris dan lain-lain.
·
Undepreciated
Plant Asset yaitu aktiva yang tidak dapat disusutkan seperti Land (Lahan).
D.1.2. PEROLEHAN, PENYUSUTAN DAN PELAPORAN
D.1.2.1. Harga Perolehan
Semua biaya
yang terjadi untuk memperoleh suatu aktiva tetap sampai tiba ditempat dan siap
dipakai harus dimasukkan sebagai bagian dari harga perolehan (cost) aktiva yang
bersangkutan.
Contoh : apabila perusahaan membeli sebuah
tanah dengan harga Rp.20.000.000 dan untuk biaya notarisnya Rp.400.000, biaya
balik nama sebesar Rp.300.000 dan komisi kepada makelar Rp.200.000 maka harga
perolehan dari tanah tersebut adalah Rp.20.900.000.
Perolehan Dengan Angsuran
Ada kalanya
aktiva tetap dibeli secara angsuran. Dalam hal demikian kontrak pembelian dapat
menyebutkan bahwa pembayaran akan dilakukan dalam sekian kali angsuran dan
terhadap saldo yang belum dibayar dikenakan bunga. Sebagai contoh
perusahaan membeli tanah dengan harga Rp .50.000.000 dengan 25 kali angsuran
bulanan terhadap saldo yang belum dibayar, dan dikenakan bunga 12% setahun.
Ayat jurnal yang perlu dibuat yaitu :
(D)
Tanah
50.000.000
(K) Hutang angsuran 50.000.000
Pada waktu membayar angsuran pertama, jumlah yang harus dibayar dihitung sebagai berikut:
Angsuran bulanan Rp50.000.000 : 25 = Rp.2.000.000
Bunga selama sebulan yang belum dibayar
1/12 x 12% x Rp.50.000.000 = Rp. 500.000
Jumlah yang harus dibayar = Rp.2.500.000
Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk pembayaran ini :
(D) Hutang angsuran 2.000.000
(D) Biaya bunga 500.000
(K) Bank 2.500.000
Angsuran kedua terdiri dari hutang pokok bulanan sebesar Rp 2.000.000 dan sisa hutang Rp 48.000.000. Bunga yang dibebankan 1/12 x 12% x Rp.48.000.000 = Rp.480.000.
(K) Hutang angsuran 50.000.000
Pada waktu membayar angsuran pertama, jumlah yang harus dibayar dihitung sebagai berikut:
Angsuran bulanan Rp50.000.000 : 25 = Rp.2.000.000
Bunga selama sebulan yang belum dibayar
1/12 x 12% x Rp.50.000.000 = Rp. 500.000
Jumlah yang harus dibayar = Rp.2.500.000
Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk pembayaran ini :
(D) Hutang angsuran 2.000.000
(D) Biaya bunga 500.000
(K) Bank 2.500.000
Angsuran kedua terdiri dari hutang pokok bulanan sebesar Rp 2.000.000 dan sisa hutang Rp 48.000.000. Bunga yang dibebankan 1/12 x 12% x Rp.48.000.000 = Rp.480.000.
Ayat jurnal
yang perlu dibuat yaitu :
(D) Hutang
angsuran
2.000.000
(D) Biaya bunga 480.000
(K) Bank 2.480.000
Proses perhitungan, pembayaran dan pencatatan angsuran seperti tersebut akan
berulang setiap bulan sekali samapai semua hutang angsuran telah dibayar.
HARGA PEROLEHAN AKTIVA TETAP
BERWUJUD
Untuk
menentukan besarnya harga perolehan suatu aktiva, berlaku prinsip yang
menyatakan bahwa semua pengeluaran yang terjadi sejak pembelian sampai aktiva
itu siap dipakai harus dikapitalisasi. Karena jenis aktiva itu macam-macam maka
masing-masing jenis mempunyai masalah-masalah khusus yang akan dibicarakan
berikut ini :
1.
Tanah
Tanah yang dimiliki dan digunakan sebagai tempat berdirinya perusahaan dicatat dalam rekening tanah. Apabila tanah itu tidak digunakan dalam usaha perusahaan maka dicatat dalam rekening investasi jangka panjang. Harga perolehan tanah terdiri dari berbagai elemen seperti :
Tanah yang dimiliki dan digunakan sebagai tempat berdirinya perusahaan dicatat dalam rekening tanah. Apabila tanah itu tidak digunakan dalam usaha perusahaan maka dicatat dalam rekening investasi jangka panjang. Harga perolehan tanah terdiri dari berbagai elemen seperti :
·
Harga beli
·
Komisi
pembelian
·
Bea balik
nama
·
Biaya
penelitian tanah
·
Iuran-iuran
(pajak-pajak) selama tanah belum dipakai
·
Biaya
merobohkan bangunan lama
·
Biaya
perataan tanah pembersihan dan pembagian Pajak-Pajak yang jadi beban pembelian pada
waktu pembelian
2. Bangunan
Gedung yang diperoleh dari pembelian, harga perolehannya harus dialokasikan pada tanah dan gedung. Biaya yang dikapitalisasi sebagai harga perolehan gedung adalah :
Gedung yang diperoleh dari pembelian, harga perolehannya harus dialokasikan pada tanah dan gedung. Biaya yang dikapitalisasi sebagai harga perolehan gedung adalah :
·
Harga beli
·
Biaya
Perbaikan sebelum gedung itu dipakai
·
Komisi pembelian
·
Bea balik
nama
·
Pajak-Pajak
yang menjadi tanggungan pembeli pada waktu pembelian.
3. Mesin dan alat-alat
Yang merupakan harga perolehan mesin dan alat-alat adalah
Yang merupakan harga perolehan mesin dan alat-alat adalah
·
Harga beli
·
Pajak-pajak
yang menjadi beban pembeli
·
Biaya angkut
·
Asuransi
selama dalam perjalanan
·
Biaya
pemasangan
·
Biaya-biaya
yang dikeluarkan selama masa percobaan mesin
Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, dimana masing-masing cara perolehan akan mempengaruhi penentuan harga perolehan berikut ini akan dibahas tetang harga perolehan.
1. Pembelian Tunai
Aktiva tetap
berwujud yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat dalam buku-buku dengan
jumlah sebesar uang yang dikeluarkan.
2. Pembelian secara gabungan
Harga
perolehan dari setiap aktiva yang diperoleh secara gabungan ditentukan dengan
mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar
setiap aktiva yang bersangkutan.
3, Perolehan Melalui Pertukaran
A.
Ditukar
dengan Surat-surat Berharga
Aktiva tetap yang diperoleh dengan
cara ditukar dengan saham atau Obligasi perusahaan, dicatat dalam buku sebesar
harga pasar saham atau obligasi yang digunakan sebagai penukar
B. Ditukar dengan aktiva tetap yang lain
Banyak pembelian aktiva tetap
dilakukan dengan cara tukar-menukar atau sering disebut “tukar tambah”. Dimana
aktiva lama digunakan untuk membayar harga aktiva baru ada dua jenis pertukaran
yaitu :
1.
Pertukaran
aktiva tetap yang tidak sejenis
2.
Pertukaran
aktiva tetap yang sejenis
4. Pembelian angsuran
Apabila aktiva
tetap diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam harga perolehan aktiva
tetap tidak boleh termasuk bunga.
5. Diperoleh dari Hadiah atau Donasi
Aktiva tetap
yang diperoleh dari hadiah atau donasi, pencatatannya bisa dilakukan menyimpang
dari prinsip harga perolehan.
6. Aktiva yang Dibuat sendiri
Perusahaan
mungkin membuat sendiri aktiva tetap yang diperlukan seperti gedung, alat-alat
dan perabotan. Pembuatan aktiva ini biasanya dengan tujuan untuk mengisi
kapasitas atau pegawai yang masih diam.
D.1.2.2 PENYUSUTAN
Semua jenis aktiva tetap kecuali tanah, akan semakin berkurang kemampuannya untuk memberikan jasa bersamaan dengan berlalunya waktu. Beberapa faktor yang mempengaruhi menurunnya kemampuan ini adalah pemakaian, keausan, ketidakseimbangan kapasitas yang tersedia dengan yang diminta dan keterbelakangan teknologi. Berkurangnya kapasitas berarti berkurangnya nilai aktiva tetap yang bersangkutan dan hal ini perlu dicatat dan dilaporkan. Pengakuan adanya penurunan nilai aktiva tetap berwujud ini disebut penyusutan (depreciation) . Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk mencatat penyusutan adalah debit biaya penyusutan dan kredit akumulasi penyusutan. Perkiraan akumulasi penyusutan digunakan untuk mencatat secara akumulatif jumlah penyusutan yang telah dilakukan .Selisih antara harga perolehan dengan akumulasi penyusutan merupakan bagian dari harga perolehan yang belum disusutkan. Selisih ini disebut nilai buku (book value) aktiva tetap.
Metode Penyusutan
Ada dua
faktor yang mempengaruhi besarnya penyusutan yaitu nilai aktiva tetap yang
digunakan dalam penghitungan penyusutan (dasar penyusutan) dan taksiran
manfaat. Dasar penyusutan dapat berupa : harga perolehan dan nilai buku. Untuk
menghitung penyusutan, taksiran manfaat dinyatakan dalam tarif penyusutan
dan dapat dihitung dengan rumus :
1. Metode garis lurus ( Straight line
),
Biaya
penyusutan dialokasikan berdasarkan berlalunya waktu ,dalam jumlah yang
sama,sepanjang masa manfaat aktiva tetap.
Biaya penyusutan = Tarif penyusutan x Dasar penyusutan
Dasar penyusutan = Harga perolehan – nilai sisa
Contoh :
Tarif penyusutan dengan taksiran manfaat 5 tahun , maka tarifnya 100% : 5 = 20 %
harga kendaraan Rp 12.500.000 ,nilai sisa diperkirakan Rp 1.550.000 ,maka biaya penyusutannya = 20% (Rp.12.500.000 – Rp.1550.000) = Rp.2.190.000
Th Harga Perolehan Biaya Penyusutan Ak.penyusutan Nilai buku
1 Rp.12.500.000 Rp.2.190.000 Rp. 2.190.000 Rp.10.310.000
2 Rp.12.500.000 Rp.2.190.000 Rp. 4.380.000 Rp.8.120.000
3 Rp.12.500.000 Rp.2.190.000 Rp. 6.570.000 Rp.5.930.000
4 Rp.12.500.000 Rp.2.190.000 Rp. 8.760.000 Rp.3.740.000
5 Rp.12.500.000 Rp.2.190.000 Rp.10.950.000 Rp.1.550.000
2. Metode saldo menurun ( Declining balance ),
Tarif penyusutan dengan taksiran manfaat 5 tahun , maka tarifnya 100% : 5 = 20 %
harga kendaraan Rp 12.500.000 ,nilai sisa diperkirakan Rp 1.550.000 ,maka biaya penyusutannya = 20% (Rp.12.500.000 – Rp.1550.000) = Rp.2.190.000
Th Harga Perolehan Biaya Penyusutan Ak.penyusutan Nilai buku
1 Rp.12.500.000 Rp.2.190.000 Rp. 2.190.000 Rp.10.310.000
2 Rp.12.500.000 Rp.2.190.000 Rp. 4.380.000 Rp.8.120.000
3 Rp.12.500.000 Rp.2.190.000 Rp. 6.570.000 Rp.5.930.000
4 Rp.12.500.000 Rp.2.190.000 Rp. 8.760.000 Rp.3.740.000
5 Rp.12.500.000 Rp.2.190.000 Rp.10.950.000 Rp.1.550.000
2. Metode saldo menurun ( Declining balance ),
Biaya
penyusutan akan merata sepanjang umur aktiva tetap dan biaya penyusutan makin
menurun dari tahun ke tahun selama taksiran masa manfaat dikarenakan semakin
tua, kapasitas aktiva dalam memberikan jasanya juga akan semakin menurun.
Biaya penyusutan = Tarif penyusutan
x Dasar penyusutan
Dasar penyusutan = Nilai buku awal periode
Dasar penyusutan = Nilai buku awal periode
3. Metode jumlah angka tahun
Metode ini akan
menghasilkan jadwal penyusutan yang sama dengan metode saldo menurun. Jumlah
penyusutan akan makin menurun dari tahun ke tahun.
Biaya penyusutan = Tarif penyusutan x Dasar penyusutan
Biaya penyusutan = Tarif penyusutan x Dasar penyusutan
Dasar
penyusutan = Harga perolehan – nilai sisa
4. Metode unit produksi
Dalam metode
unit produksi taksiran manfaat dinyatakan dalam kapasitas produksi yang dapat
dihasilkan.Kapasitas produksi itu sendiri dapat dinyatakan dalam bentuk unit
produksi, jam pemakaian, kilometer pemakaian atau unit unit kegiatan yang lain.
Harga perolehan dikurangi nilai sisa merupakan dasar penyusutan.
D.1.2.3.Penilaian dan pelaporan
Aktiva tetap dinilai sebesar nilai bukunya, yaitu harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Tetapi apabila manfaat ekonomi dari suatu aktiva tetap tidak lagi sebesar nilai bukunya, maka aktiva tersebut dinyatakan sebesar jumlah yang sepadan dengan nilai manfaat ekonomi yang tersisa. Penurunan nilai kegunaan aktiva tersebut dicata sebagai kerugian. Dalam laporan keuangan, aktiva tetap dirinci menurut jenisnya, seperti tanah, gedung, mesin-mesin, peralatan dan lain-lain.
Contoh penyajian kelompok aktiva tetap di neraca apabila akumulasi penyusutan dikurangkan secara keseluruhan adalah sebagai berikut :
Aktiva tetap :
Peralatan kantor Rp. 30.000.000
Peralatan toko 50.000.000
Kendaraan 25.000.000
Gedung 105.000.000
Tanah 20.000.000 +
Rp. 230.000.000
Akumulasi penyusutan ( 52.500.000 )
Total aktiva tetap,neto Rp. 177.500.000
Peralatan kantor Rp. 30.000.000
Peralatan toko 50.000.000
Kendaraan 25.000.000
Gedung 105.000.000
Tanah 20.000.000 +
Rp. 230.000.000
Akumulasi penyusutan ( 52.500.000 )
Total aktiva tetap,neto Rp. 177.500.000
Buku Aktiva Tetap
Perkiraan
aktiva tetap dibuku besar perlu dibuatkan rinciannya dalam buku aktiva tetap
(fixed assets subsidiary ledger). Buku tambahan ini merinci aktiva tetap dibuku
besar menurut jenisnya.
D.1.3. PENARIKAN AKTIVA TETAP BERWUJUD
D.1.3.1. Penjualan
Aktiva tetap
yang sudah tidak terpakai lagi dapat ditarik dari pemakaian. Penarikan
(retirements) dapat dilakukan dengan dijual, ditukarkan dengan aktiva lain atau
dibuang begitu saja (dihapuskan). Ayat jurnal yang harus dibuat untuk ketiga macam
transaksi tersebut sedikit berbeda, namun yang pasti, nilai buku aktiva yang
bersangkutan harus dikeluarkan dari pembukuan. Hal ini dilakukan dengan
mengkredit harga perolehan dan mendebit akumulasi penyusutannya. Suatu aktiva
tetap tidak boleh dikeluarkan dari pembukuan hanya karena telah habis
disusutkan. Harga perolehan maupun akumulasi penyusutan aktiva tetap yang telah
habis disusutkan tetap disajikan, walaupun kalau dinettokan, nilai bukunya sama
dengan nol.
Apabila
suatu aktiva tetap dijual, nilai bukunya dihitung sampai dengan tanggal penjualan.
Nilai buku ini kemudian dibandingkan dengan hasil penjualan yang diterima.
Selisih yang diperoleh merupakan keuntungan atau kerugian karena penjualan
aktiva tetap.
D.1.3.2.Penukaran
Suatu aktiva tetap yang sudah berkurang manfaatnya, dapat ditukarkan dengan yang lain. Penukaran aktiva tetap dapat dilakukan dengan aktiva sejenis (misalnya mobil dengan mobil ) atau dapat juga dengan tidak sejenis (misalnya mobil dengan mesin). Dalam penukaran (trade in) aktiva tetap, terlebih dahulu harus ditentukan nilai tukarnya (trade in allowance). Selisih antara nilai tukar aktiva lama dengan harga aktiva baru merupakan keuntungan atau kerugian dari penukaran. Apabila nilai tukar lebih besar dari nilai buku, maka memperoleh keuntungan dan sebaliknya jika nilai tukar lebih kecil dari nilai buku maka merupakan kerugian.
Ada dua cara
pencatatan untuk transaksi penukaran aktiva tetap yaitu :
1.
Untuk
penukaran aktiva tidak sejenis ,keuntungan dan kerugian dibebankan dalam tahun
berjalan.
2.
Untuk
penukaran aktiva sejenis,keuntungan dikurangkan pada harga aktiva baru,
sedangkan kerugian dibebankan dalam tahun berjalan
D.1.3.3. Penghapusan
Kemungkinan
lain bagi aktiva yang sudah tidak bermanfaat adalah dihapuskan. Ini terjadi kalau
aktiva tetap tidak dapat dijual atau ditukarkan. Apabila aktiva belum
disusutkan penuh, maka akibat penghapusan ini adalah terjadinya kerugian
sebesar nilai buku. Seperti halnya kerugian dari penjualan aktiva tetap
kerugian karena penghapusan aktiva juga dilaporkan sebagai biaya lain-lain.
Adakalanya penghapusan aktiva tetap dilakukan karena kejadian – kejadian yang
tidak diharapkan seperti kebakaran.
Untuk
menggambarkan kejadian ini, anggaplah bahwa mobil yang dibeli pada tanggal 2 Januari 199
AA dengan harga Rp. 10.000.000, pada tanggal 1 Juli 199 B mengalami tabrakan
berat dan tidak dapat dipakai lagi. Ganti rugi yang diterima dari perusahaan
asuransi adalah Rp. 8.000.000. Ayat jurnal yang sesuai yaitu :
1. (D) Biaya penyusutan 1.000.000
(K) Akumulasi penyusutan 1.000.000
2. (D) Akumulasi penyusutan 7.000.000
(D) Kerugaian karena penghapusan a.t 3.000.000
(K) Kendaraan 10.000.000
3. (D) Piutang klaim asuransi 8.000.000
(K) Pendapatan klaim asuransi 8.000.000
Ayat jurnal (1) adalah ayat jurnal untuk mencatat penyusutan dari tanggal 1 Januari 199 A sampai dengan 1 Juli 199 B yang belum dicatat. Ayat jurnal (2) mencatat penghapusan aktiva tetap, sedang ayat jurnal (3) mencatat klaim asuransi yang akan diterima.
Aktiva Tetap Bernilai Kecil
Salah satu
kriteria untuk dapat dikategorikan sebagai aktiva tetap adalah nilainya yang
besar. Aktiva tetap yang nilai per unitnya kecil, dapat langsung dibebankan
sebagai biaya pada saat perolehan. Manajemen perusahaan perlu menetapkan atau
untuk pengeluaran yang harus
dikapitalisir
sebagai aktiva tetap dan pengeluaran yang harus dibebankan sebagai biaya. Apabila
pengeluaran untuk aktiva – aktiva tetap yang nilainya kecil misalnya suku
cadang, dikapitalisir, maka pencatatannya dapat dikelompokan menjadi satu.
Penyusutan secara regular tidak dihitung. Pembebanan ke biaya dilakukan dengan
menghitung secara phisik aktiva tetap yang masih tersisa. Harga perolehan
aktiva yang masih ada ditaksir kemudian selisih antara saldo menurut perkiraan
dengan nilai taksiran dibebankan ke perkiraan biaya.
Pengeluaran modal
Pengeluaran modal
Pengeluaran-pengeluaran
aktiva tetap seperti biaya pemeliharaan (maintenance), penambahan (additions),
penggantian (replacement) atau perbaikan (repairs) dapat dikategorikanmenjadi
pengeluaran modal (capital expenditures) and pengeluaran pendapatan (renevue
expenditures). Pengeluaran modal adalah pengeluaran-pengeluaran yang harus
dicatat sebagai aktiva (dikapitalisir ).
Pengeluaran-pengeluaran
yang akan mendatangkan manfaat lebih dari satu periode akutansi termasuk dalam
kategori ini. Misalnya, penambahan satu unit AC dalam sebuah mobil merupakan
pengeluaran modal. Demikian juga halnya dengan pengeluaran – pengeluaran yang
menambah efisiensi memperpanjang umur aktiva atau meningkatkan kapasitas atau
mutu produksi. Pengeluaran modal dicatat sebagai debit pada perkiraan : aktiva
ataupun akumulasi penyusutan. Pengeluaran – pengeluaran untuk penambahan dan
penggantian, pada umumnya dicatat dalam perkiraan aktiva sedangkan untuk
perbaikan besar-besaran yang akan memperpanjang umur aktiva dicatat
sebagai debit pada perkiraan akumulasi penyusutan.
Pengeluaran pendapatan
Pengeluaran pendapatan
Pengeluaran
pendapatan adalah pengeluaran-pengeluaran yang hanya mendatangkan manfaat untuk
tahun dimana pengeluaran tersebut dilakukan. Oleh karena itu
pengeluaran-pengeluaran akan dibebankan sebagai biaya merupakan contoh dari
jenis pengeluaran ini. Biaya pemeliharaan adalah biaya-biaya yang terjadi agar
aktiva tetap selalu berada dalam keadaan baik. Biaya perbaikan adalah
biaya-biaya untuk mengembalikan aktiva tetap dalam keadaan baik.
PENGELUARAN – PENGELUARAN MODAL DAN PENDAPATAN
Perlakuan akuntansi terhadap pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan perolehan dan penggunaan aktiva tetap dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
·
Pengeluaran modal
adalah pengeluaran-pengeluaran untuk
memperoleh suatu manfaat yang akan dirasakan lebih dari satu periode akutansi
pengeluaran-pengeluaran.
·
Pengeluran
pendapatan adalah pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat yang hanya
dirasakan dalam periode akuntansi yang bersangkutan. Oleh karena itu
pengeluaran-pengeluran seperti ini dicatat dalam rekening biaya.
PRINSIP
PENILAIAN AKTIVA TETAP BERWUJUD
Adalah
jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang
diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau konstruksi
sampai dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk
digunakan.
D.1.4 BIAYA – BIAYA SELAMA MASA PENGGUNAAN AKTIVA
Aktiva tetap yang dimiliki dan digunakan dalam usaha perusahaan akan memerlukan pengeluaran-pengeluaran yang tujuannya adalah agar dapat memenuhi kebutuhan perusahaan. Pengeluaran-pengeluaran tersebut dapat dikelompokan menjadi :
Reparasi dan Pemeliharaan yang meliputi :
Biaya reparasi dapat merupakan biaya yang
jumlahnya kecil jika reparasinya bisa dan jumlahnya cukup besar jika
reparasinya besar. Reparasi besar biasanya terjadi setelah beberapa tahun, sehingga
dapat dikatakan bahwa manfaat reparasi seperti ini akan dirasakan dalam beberapa
periode. Oleh karena itu biaya reparasi besar dikapitalisasi dan pembebanannya
sebagai biaya dilakukan dalam periode-periode yang menerima manfaat.
Penggantian Adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengganti aktiva atau suatu bagian aktiva dengan unit yang baru yang tipenya sama.
Penggantian Adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengganti aktiva atau suatu bagian aktiva dengan unit yang baru yang tipenya sama.
Perbaikan Adalah penggantian suatu aktiva
dengan aktiva baru untuk memperoleh kegunaan yang lebih besar.
Penambahan Adalah memperbesar atau memperluas
fasilitas suatu aktiva seperti penambahan ruang dalam bangunan ruang parker dan
lain-lain.
Penyusunan Kembali aktiva tetap
Biaya-biaya
yang dikeluarkan dalam penyusunan kembali aktiva atau perubahan route produksi
atau untuk mengurangi biaya produksi, jika jumlahnya cukup berarti dan manfaat
penyusunan kembali itu akan dirasakan lebih dari satu periode akuntansi maka
harus di kapitalisasi.
ASURANSI KEBAKARAN
ASURANSI KEBAKARAN
Perusaahan
biasanya mengasuransikan harta benda terhadap kemungkinan timbulnya kerugian
karena kebakaran. Perjanjian asuransi ini dinyatakan dalam polis. Perusahan
asuransi akan mengganti kerugian dalam hal adanya kebakaran, maksimum sebesar
jumlah pertanggungan yang dinyatakan dalam polis.
ASURANSI BERSAMA
Syarat
asuransi bersama adalah syarat menyatakan bahwa apabila harta benda
diasuransikan (dipertanggung jawabkan) dengan jumlah yang lebih rendah dari
pada suatu persentase tertentu dari pasar benda tersebut pada saat terjadinya
kebakaran, maka perusahan yang mempertanggungkan akan memikul kerugian karena
kebakaran sebanding dengan selisih jumlah pertanggungan dengan persentase
tertentu dari harga pasar harta tersebut
Jumlah kerugian yang akan diganti oleh perusahaan asuransi adalah yang paling rendah dari jumlah berikut :
Jumlah kerugian yang akan diganti oleh perusahaan asuransi adalah yang paling rendah dari jumlah berikut :
·
jumlah yang
dibebankan kepada perusahaan asuransi yang dihitung dengan cara asuransi
bersama
·
jumlah pertanggungan
dalam polis
·
jumlah
kerugian yang sebenarnya
POLIS GABUNGAN
Apabila
perusahaan mengasuransikan beberapa aktiva dalam satu polis, maka polis itu
akan menunjukkan syarat alokasi yang dasarnya adalah harga pasar aktiva-aktiva
tersebut pada saat terjadinya kebakaran.
PENCATATAN ASURANSI KEBAKARAN
Apabila
terjadi kebakaran atas harta yang diasuransikan maka langkah-langkah yang
dilakukan untuk mengadakan pencatatan akuntansinya adalah sebagai berikut :
1.
Menyusun
kembali catatan-catatan yang terbakar
2.
Menyesuaikan
buku-buku agar dapat menunjukkan keadaan yang sebenarnya pada saat kejadiannya
kebakaran
3.
Menentukan
nilai buku aktiva yang terbakar
4.
Membebankan
nilai buku aktiva yang terbakar dan biaya-biaya yang timbul pada saat
kebakaran, ke rekening kerugian kebakaran
5.
Menetukan
jumlah yang diterima dari perusahaan asuransi
6.
Rekening
kerugian kebakaran dikredit dengan jumlah ini dan jumlah yang diterima dari
penjualan aktiva yang terbakar.
7.
Menutup saldo rekening kerugian ke rekening
laba rugi. Saldo ini menunjukkan rugi atau laba dari kebakaran
D.2. AKTIVA TETAP TIDAK BERWUJUD
D.2.1. PENGERTIAN AKTIVA TETAP
TAK BERWUJUD
Aktiva tetap tidak berwujud adalah aktiva tetap perusahaan yang secara fisik tidak dapat dinyatakan (wujudnya tidak bisa ditangkap oleh panca indra/abstrak), pada umumnya berupa hak atau posisi yang menguntungkan bagi perusahaan dalam usaha memperolah penghasilan.
D.2.2 CONTOH – CONTOH AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD
1. Hak paten adalah hak
yang diberikan oleh pemerintah (Direktorat Paten) kepada perusahaan atau
seseorang atas suatu penemuan baru. Hak ini diberikan dalam jangka waktu 17
tahun.
Hak Patent adalah hak yang diperoleh atas suatu
penemuan tertentu. Dimana atas penemuan tersebut, penemu akan memperoleh
manfaat tertentu untuk kurun waktu tertentu dan dapat diperpanjang. Penemuan
tersebut bisa berupa suatu produk, atau rekayasa, atau formula, atau system,
atau cara tertentu
2. Hak Cipta adalah hak
yang diberikan oleh pemerintah ( Direktorat Paten) kepada perusahaan atau
seseorang atas karya-karya tulisan dan seni yang dihasilkan. Hak ini diberikan
untuk selama penciptanya masih hidup ditambah 50 tahun setelah meninggal dunia
3. Hak merek juga
dikeluarkan oleh Direktorat Paten. Ketentuan mengenai merek diatur melalui
undang-undang No. 21 tahun 1961. Merek menurut ketentuan undang-undang ini
adalah tanda yang digunakan untuk membedakan barang-barang produksi atau
barang-barang perniagaan seseorang atau perusahaan lain. Merk Dagang (Trade
Mark) yang biasa disingkat TM, adalah hak yang diperoleh atas suatu merk
komersial tertentu. Hak ini bisa berupa logo, tulisan, bentuk, symbol, atau
kombinasinya, yang mewakili suatu organisasi/perusahaan tertentu
4. Biaya yang ditangguhkan adalah biaya-biaya yang tidak dapat dibebankan dalam periode terjadinya karena
memberikan manfaat di masa datang misalnya biaya operasi, biaya emisi saham dan
biaya pendirian.
·
Biaya pra operasi (preoperating cost
) adalah biaya
– biaya yang terjadi mulai dari saat mendirikan sampai dengan saat perusahaan
menghasilkan pendapatan. Biaya administrasi, umum, penjualan dan produksi, dikapitalisir sebagai
biaya pra operasi
·
Biaya pendirian adalah biaya-biaya yang dikeluarkan
sehubungan dengan usaha mendirikan perusahaan yang termasuk biaya ini adalah
biaya untuk memperoleh izin usaha, izin penanaman modal dan lain-lain.
·
Biaya emisi saham adalah biaya-biaya yang terjadi
sehubungan dengan penjualan saham kepada masyarakat.
5. Hak Sewa (Lease Hold)
Adalah hak yang diperoleh atas suatu
sewa aktiva tertentu (sewa tempat usaha, sewa gedung, sewa mesin) yang biasanya
menggunakan kurun waktu tertentu, disahkan oleh pejabat pembuat akte (notaris).
Hak sewa dinyatakan sebagai aktiva tetap (tak berwujud) karena dua alasan :
1.
Hak sewa
memberikan kontribusi nyata bagi perusahaan, atau dengan kata lain, atas sumber
daya (dana) yang dikeluarkan diharapkan hak sewa akan memberikan manfaat
kembali (berpotensi menghasilkan kas atau manfaat) di masa yang akan datang.
2.
Manfaat yang
akan diterima oleh perusahaan atas kepemilikan hak sewa, akan dinikmati oleh
perusahaan untuk periode waktu lebih dari satu tahun buku.
6. Organization Cost
Adalah pengeluaran-pengeluaran perusahaan yang terjadi
sehubungan dengan set-up perusahaan sebelum beroperasi, contohnya : pembayaran
kepada notaris. Pengeluaran ini diakui sebagai perolehan aktiva tak berwujud,
karena atas pengeluaran tersebut perusahaan akan memperoleh manfaat yang lebih
dari satu tahun buku juga, yaitu selama perusahaan masih beroperasi.
7. Perijinan (Permit & Licences)
Periijinan adalah hak perusahaan yang diperoleh dari
pihak pemerintah baik daerah maupun pusat untuk melakukan suatu aktivitas
tertentu terkait dengan bidang usahanya. Ijin-ijin perusahaan tentu ada jangka
waktunya, dan jika masa berlakunya telah habis maka ijin tersebut harus
diperpanjang atau diperbaharui. Namun demikian ijin usaha atau aktivitas
tertentu atas terkait dengan usaha biasanya memiliki jangka waktu 3 sampai 30
tahun, yang artinya lebih dari satu tahun buku. Untuk itu izin diakui sebagai
aktiva tetap tidak berwujud.
8. Hak Penggandaan (Copyright)
Copyright adalah hak yang berikan atas suatu
penulisan, baik itu berupa karya ilmiah, puisi, novel, maupun lyric lagu,
notasi lagu/irama tertentu, script atau scenario film tertentu. Copyright
meliputi hak untuk memperbanyak dan mengedarkannya.
9.
Franchise
Adalah hak yang diperoleh untuk melakukan suatu usaha tertentu, atau memasarkan produknya, sekaligus mengikuti pola usaha, cara pengelolaan, penggunaan logo maupun penggunaan alat usaha tertentu yang aslinya dimiliki oleh perusahaan yang memberikan hak franchise.
Adalah hak yang diperoleh untuk melakukan suatu usaha tertentu, atau memasarkan produknya, sekaligus mengikuti pola usaha, cara pengelolaan, penggunaan logo maupun penggunaan alat usaha tertentu yang aslinya dimiliki oleh perusahaan yang memberikan hak franchise.
10.
Goodwill
Adalah kelebihan-kelebihan, keistimewaan tertentu yang dimiliki oleh perusahaan, yang oleh karenanya menjadi dinilai lebih oleh pihak lain. Kelebihan/keisitimewaan tersebut bisa karena perusahaan memiliki reputasi manajemen yang sangat bagus, menghasilkan suatu produk unggul yang sulit dicari pesaingnya, letaknya strategis, dan lain-lain.
Adalah kelebihan-kelebihan, keistimewaan tertentu yang dimiliki oleh perusahaan, yang oleh karenanya menjadi dinilai lebih oleh pihak lain. Kelebihan/keisitimewaan tersebut bisa karena perusahaan memiliki reputasi manajemen yang sangat bagus, menghasilkan suatu produk unggul yang sulit dicari pesaingnya, letaknya strategis, dan lain-lain.
Catatan penting :
Goodwill hanya diakui (dibuatkan perkiraan) jika
terjadi suatu transaksi, yang mana dalam transaksi tersebut perusahaan dinilai
lebih oleh pihak lain. Transaksi yang dimaksudkan bisa berupa : penjualan
perusaahaan, bergabung/berhentinya sekutu (anggota persero) baru, merger atau
akuasisi.
Berdasarkan manfaatnya aktiva tetap tidak berwujud digolongkan menjadi :
1. Aktiva tetap tidak berwujud yang
masa manfaatnya dibatasi oleh undang-undang, peraturan/persetujuan atau oleh
sifat aktiva itu sendiri. Yang termasuk dalam golongan ini antara lain : hak
cipta, hak paten dan francise.
2. Aktiva tetap tidak berwujud yang
masa manfaatnya tidak terbatas, yang termasuk dalam golongan ini antara lain :
merk dagang dan goowill.
D.2.3 AMORTASI
Pengurangan
nilai suatu aktiva tak berwujud yang secara berkala dibebankan sebagai biaya disebut amortisasi
(amortization). Amortisasi aktiva tak berwujud pada umumnya dilakukan dengan
menggunakan metode garis lurus. Dipandang dari sudut kemungkinan amortisasinya,
aktiva tak berwujud dapat digolongkan sebagai :
a.
Aktiva tak
berwujud yang adanya dibatasi dengan undang-undang, peraturan atau persetujuan,
misalnya hak paten, hak cipta dan hak merek.
b.
Aktiva tidak
berwujud yang tidak terbatas waktunya dan pada waktu perolehannya tidak ada petunjuk
mengenai usianya yang terbatas, misalnya biaya pendirian dan biaya pra operasi
Harga
perolehan aktiva tak berwujud kategori : (a) Diamortisasikan selama jangka
waktu yang dinyatakan dalam ketentuan. Bila ternyata jangka waktu kegunaannya
lebih lama atau lebih singkat dari perkiraan semula, maka dapat dilakukan
koreksi seperlunya.
Aktiva yang
termasuk dalam kategori (b) Diamortisasikan sesuai pertimbangan perusahaan,
asalkan amortisasi tersebut layak dan masuk akal.
Amortisasi
aktiva tak berwujud dicatat dengan mendebit perkiraan biaya amortisasi dan
mengkredit perkiraan akumulasi amortisasi atau langsung ke perkiraan aktiva
yang bersangkutan.
D.2.4 PEROLEHAN AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD
Aktiva tetap tidak
berwujud dapat diperoleh melalui pembelian atau dikembangkan sendiri oleh
perusahaan.Apabila suatu aktiva tidak berwujud diperoleh dengan membeli dari
pihak luar, maka disamping harga beli yang termasuk sebagai harga perolehan
(cost) adalah biaya – biaya tambahan untuk mendapatkannya seperti biaya yang
dibayarkan kepada pemerintah dan notaries serta biaya administrasi yang
berhubungan. Apabila suatu aktiva tidak berwujud diperoleh dengan jalan
mengembangkan sendiri ,maka termasuk dalam harga perolehan adalah biaya-biaya
bahan, peralatan, dan fasilitas, biaya gaji dan upah dan biaya tidak langsung
misalnya alokasi biaya administrasi dan umum.
Aktiva tetap tidak berwujud mungkin timbul dari:
1. Pemerintah-seperti hak paten, hak cipta, frenchis, merek dagang, dan nama dagang.
2. Perusahaan lain, misalnya pembelian yang mencakup pembayaran untuk goodwill.
3. Perjanjian tertentu seperti frenchise dan lease.
D.2.5 CIRI-CIRI AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD
1. Dapat dipisahkan, yaitu kemampuannya
untuk menjadi terpisah atau terbagi dari BPR dan dapat dijual, dialihkan,
dilisensikan, disewakan atau ditukarkan melalui suatu kontrak terkait aset atau
kewajiban secara individual atau secara bersama.
2. Muncul dari hak kontraktual atau hak
hukum lainnya, terlepas apakah hak tersebut dapat dialihkan atau dapat
dipisahkan dari BPR atau dari hak dan kewajiban lainnya.
3. Aset Tidak Berwujud dapat diperoleh
secara eksternal melalui perolehan secara terpisah dan pertukaran aset, atau
dihasilkan secara internal.
4. Aset Tidak Berwujud hanya dapat
diakui apabila berasal dari eksternal. Sedangkan biaya penelitian dan
pengembangan yang terkait dengan upaya menghasilkan aset tidak berwujud secara
internal tidak dapat diakui sebagai Aset Tidak Berwujud, kecuali merupakan
bagian dari perolehan aset lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Setelah kita mengupas beberapa masalah seputar aktiva tetap berwujud dan tidak berwujud, dapat disimpulkan bahwa aktiva tetap berwujud adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Seperti, mesin, peralatan, tanah, dan lain-lain. Sedangkan aktiva tetap tidak berwujud adalah aktiva tetap perusahaan yang secara fisik tidak dapat dinyatakan, tetapi berpengaruh terhadap kontinuitas perusahaan, seperti hak paten, merk dagang, hak cipta, dan lain-lain.
Adapun perbedaan yang menonjol dari keduanya antara lain :
·
Bentuk nyata
atau bentuk fisik
·
Nilai aktiva
·
Usia atau
umur aktiva
Perlakuan
akuntansi aktiva tak berwujud menyangkut masalah yang tidak berbeda dengan
perlakuan akuntansi terhadap aktiva tetap, diantaranya adalah penentuan nilai
perolehan, perlakuan akuntansi selanjutnya terhadap nilai perolehan tersebut
dalam kondisi usaha normal (amortisasi), dan perlakuan akuntansi atas penurunan
nilai aktiva tak berwujud yang material dan permanen. Kesulitan yang dihadapi
dalam pemecahan masalah perlakuan akuntansi aktiva tak berwujud pada umumnya
disebabkan oleh sifat aktiva tersebut, seperti tidak adanya wujud fisik yang
menyebabkan bukti keberadaannya kabur, dan kesulitan dalam penentuan nilai
perolehan serta masa manfaat keekonomiannya.
3.2 SARAN
Setelah disusunnya makalah mengenai aktiva tetap berwujud dan tidak berwujud, diharapkan dapat menambah wawasan pembaca khususnya dimata kuliah pengantar akuntansi. Begitu juga alangkah baiknya apabila kita mencari sumber referensi lebih banyak dari berbagai sumber sehingga ilmu dan wawasan yang kita dapatkan semakin luas.
DAFTAR PUSTAKA
Jusup, Al. Haryono.1993. Dasar-Dasar Akuntansi 2. Edisi 4. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN.
Hendriksen,
S. Eldon.,dan Nugroho W. Teori Akuntansi. Edisi 4. Jakarta: Erlangga.
Tuanakotta,
M. Theodorus. Teori Akuntansi 2. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
http://carceres-carceres.bogspot.com/
http://kliping-mediabpr.com/
http://unerahma.blogspot.com/
http://kurnia-kudo.blogspot.com/
PSAK No. 19 Aktiva Tak Berwujud.pdf
http://kliping-mediabpr.com/
http://unerahma.blogspot.com/
http://kurnia-kudo.blogspot.com/
PSAK No. 19 Aktiva Tak Berwujud.pdf
ED-PSAK No.
19 Revisi 2009 Aset Tidak Berwujud.pdf
AKUNTANSI.pdf
Hendi Somantri, Akuntansi
SMK Seri D
Bidang Studi Keahlian Bisnis dan Manajemen,
Program Studi Keahlian Akuntansi